Untukmu Blora Kudendangkan Puisi

Bertumpuk gunduk batuan kapur
dalam hamparan semai sawah menyerunai
melukis pandang tanah kelahiranku

di balik sunyi
memendam rasa
pada pucat bulan berselimutkan awan
dan bintang hanya menemani dalam kebisuan
sayu angin mengantar angan
ke tinggi langit mewadahi mimpi kota penuh kedamaian

Blora

Di sini, kejujuran menjadi bahasa budaya
logika terucap dalam percakapan makna
sebuah senjata tanpa senjata
mengawali berdirinya suatu negara yang merdeka

telingaku memerah
ketika mereka menyebut kotaku sebagai "kota mati"
namun aku tak kuasa tuk marah
hanya ribuan kebanggan
jawabku menghidupkan kota tuan

kotaku memang kota mati
jawabku lantang
mati dari polusi
mati dari modernisasi
mati dari hegemoni
mati dari teroris
mati dari liberaliisasi
mati dari teror bom bunuh diri
dan kami dengan bangga akan mematikan apa saja, siapa saja
yang mencoba membunuh budaya
karakteristik dan ketentraman kami

sungguh kotaku tak pernah mati
dari santri belajar mengaji
dari peternak menggembala sapi
dari sawah dicangkuli petani
dari rakyatnya sibuk mengais rezeki

meski, para generasi muda banyak yang lari mengejar mimpi
pergi dari kota asal mereka awal imajinasi
entah lupa, entah kapan kembali

aku merasakan keramahan alam
saat lambaian teduh daun jati
menyambutku pulang rindu tanah berdebu halaman depan
dalam tatanan berunduk pegunungan
hutan jati penuh ilalang
serta hamparan sawah tandus dalam semai
keuletan tangan mengolah serunai

21 juni 2011

1 komentar:

MARI BERSAMA GURATKAN KATA UNTUK MENGUBAH DUNIA
free counters

Total Tayangan